Thursday 29 October 2009

Apa itu MOCAF ?

MOCAF (Modified Cassava Flour) merupakan cikal bakal pengganti tepung terigu. Penemunya yaitu Dr. Achmad Subagio, Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. MOCAF merupakan hasil olahan dari singkong berupa tepung yang sudah dimodifikasi sehingga fungsi dan cita rasanya memiliki kemampuan seperti tepung terigu. MOCAF ini berbeda dengan tepung tapioka, hal ini dikarenakan tepung MOCAF mempunyai karakteristik berupa perubahan viskositas atau kekentalan, kemampuan gelatinisasi, daya rehidrasi atau penyerapan kembali dan kemudahan melarut yang tinggi dibandingkan dengan tepung tapioka. Selain itu, MOCAF tidak menghasilkan aroma dan citarasa singkong yang tidak disukai konsumen. Oleh karena itu, MOCAF dapat dipakai sebaga bahan baku pembuatan kue kering dan mie.

Kunci pembuatan MOCAF terletak pada pemberian spesies bakteri fermentasi. Bakteri tersebut dijumpai pada susu basi, buah, sayuran, dan asinan. Kumpulan bakteri asam laktat itulah yang dimanfaatkan untuk memfermentasi irisan singkong. Proses pembuatan MOCAF sebenarnya memerlukan beberapa tahapan yang panjang. Tetapi Misgiyarta SP MSi, periset Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian menemukan teknologi produksi MOCAF dengan jalan pintas atau disebut dengan Bimo CF (Biological Modified Cassava Flour), dengan hasil yang tidak kalah bagusnya dengan proses pembuatan MOCAF yang sebenarnya. Keunggulan Bimo CF yaitu tepung yang dihasilkan sama berkualitas dengan MOCAF namun cara pembuatannya praktis dan sederhana.

Proses Pembuatan MOCAF dengan Bimo CF :
  1. Kupas umbi singkong dengan membuang kulit terluar berwarna cokelat dan kulit dalam yang tebal
  2. Cuci bersih singkong untuk membuang tanah dan kotoran lain. Rendam umbi dalam air untuk mencegah perubahan warna
  3. Rajang umbi singkong dengan alat perajang. Ketebalan umbi kira-kira 3 mm
  4. Rendam irisan singkong dalam larutan starter 0,01% dari bobot umbi segar. Seluruh bagian irisan singkong harus terendam. Fermentasikan selama 8-12 jam
  5. Tiriskan irisan dan segera pres dalam 6 jam supaya kering. Tanpa pres, pengeringan memakan waktu 18 jam
  6. Jemur irisan singkong beralas anyaman bambu atau plastik di bawah terik matahari. Kadar air ideal 12-14%
  7. Simpan irisan singkong kering dalam wadah plastik tertutup atau langsung digiling dengan mein penepung beras
  8. Ayak tepung hasil penggilingan dengan saringan 60 mesh sehingga siap pakai untuk pembuatan beragam panganan.

Wednesday 28 October 2009

Meraup Laba dari Kakao Tua

Pohon kakao tua yang sulit berproduksi dapat diantisipasi dengan teknik sambung samping. Teknik sambung samping ini banyak diterapkan di berbagai sentra seperti Mamuju, Luwu, dan Ciamis. Menurut Dr. Adi Prawoto, Peneliti Pusat Penelitian Kopi dan Kakao, teknik sambung samping merupakan solusi peremajaan kakao yang berproduktivitas rendah. Penyebab rendahnya produktivitas antara lain kebun kurang terawat, serangan hama dan penyakit, serta umur tanaman tua sehingga tidak produktif. Dari data yang diperoleh petani kakao di Luwu, produksi tanaman yang disambung samping pada umur 3 tahun mencapai 54 buah per pohon per tahun atau meningkat sekitar 2 kali lipat. Saat ini harga jual kakao berkisar Rp. 26.000 per kg kering.

Perlakuan Teknik Sambung Samping :

  1. Tentukan lokasi penyambungan di batang utama atau cabang sekunder. Posisi sambung samping minimal 50-60 cm diatas permukaan tanah. Pilih bagian yang halus dan tanpa mata tunas. Lalu sayat kulit batang selebar 1 cm dan panjang 2-4 cm dengan pisau bersih. ketebalan sayatan mencapai kambium. Kemudian buka sayatan dengan hati-hati agar tidak merusak kambium.
  2. Ambil entres atau mata tunas dari klon unggul sepanjang 20 cm atau terdiri dari 5 mata tunas. Sayat miring pangkal entres atau runcing kira-kira 3-4 cm
  3. Masukkan entres ke dalam dasar lubang sayatan. Sisi sayatan entres menghadap batang bawah. Lalu tutup kulit batang bawah sambil ditekan. Selimuti entres dengan kantung plastik dan ikat kuat dengan tali rafia. Buat sambungan di lebih satu tempat untuk mencegah kayu batang bawah keropos
  4. Proses berhasil ditandai dengan kondisi entres pada 3-4 pekan setelah penyambungan tampak segar. Lakukan perawatan seperti mencukupi kebutuhan cahaya matahari dan mengikatkan tunas baru ke batang bawah agar pertumbuhannya mengarah ke atas
  5. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan umur 7-10 hari pasca penyambungan dengan memotong ranting yang terlalu rimbun. Setelah batang tumbuh kuat dan mulai berbuah, dilakukan pemotongan batang bawah. Caranya dengan memotong miring pada ketinggian 60-90 cm diatas tautan sambungan. Lalu oleskan obat penutup luka seperti TB 192 pada bekas potongan
Sumber : Majalah Trubus 478-September 2009