Monday 7 July 2014

Biji Kelor, Sang Penjernih Air. Caranya ?.....

Bila selama ini namanya kurang populer sebagai tanaman obat, barangkali karena Kelor (Moringa oleifera L.) terlanjur identik dengan dunia magis. Konon, ia manjur untuk mengusir jin, menangkal santet dan juga menghilangkan kesaktian. 
Namun tidak hanya itu, biji kelor mampu digunakan untuk mengusir kotoran dalam air atau menjernihkan air. Penjernihan air dengan biji kelor dapat dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yang terkandung dalam air. Hal ini cocok digunakan untuk menjernihkan air berlumpur (keruh). Kualitas air yang dihasilkan lebih bagus yaitu jumlah kuman dan zat organik berkurang. Air dari proses penjernihan dengan biji kelor, aman untuk dikonsumsi


 Gambar. Biji kelor yang tua dan kering, dikupas terlebih dahulu

Cara Menjernihkan Air dengan Biji Kelor :
  1. Kupas biji kelor (biji yang sudah tua dan kering) dan bersihkan kulitnya.
  2. Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai halus betul. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang
    sempurnanya proses penggumpalan.
  3. Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh dengan perbandingan 1 biji : 1 lt air keruh.
  4. Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta.
    Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.
  5. Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.
  6. Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit.
  7. Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.
  8. Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi.
  9. Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor.
 Dari berbagai sumber

Buah Lokal Indonesia Semakin Langka....

Negara Indonesia banyak memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah diantaranya buah-buahan yang beragam dan khas di tiap-tiap daerah. Dahulu, buah-buahan lokal di Indonesia banyak tersebar di pasar-pasar tradisional. Namun sekarang, semakin jarang kita jumpai buah lokal Indonesia seperti Buah Juwet atau Jamblang (Syzygium cumini L.), Buah Kesemek (Diospyros kaki L.), Buah Mundu (Garcinia dulcis L.), dan Buah Genitu (Chrysophyllum cainito L).

1. JUWET (Syzygium cumini L.)


Jamblang atau Juwet di beberapa daerah di Indonesia dikenal dengan nama yang berbeda-beda. Seperti; jambe kleng (Aceh), jambu kling (Gayo), jambu kalang (Minang kabau), jamblang (Betawi dan Sunda), juwet, duwet, duwet manting (Jawa), dhalas, d. bato, dhuwak (Madura), juwet, jujutan (Bali), klayu (Sasak), duwe (Bima), jambulan (Flores), raporapo jawa (Makasar), alicopeng (Bugis), jambula (Ternate). Di beberapa negara asing buah ini dikenal sebagai jamlang, jambelang, duwet (Malaysia), duhat (Filipina), jambul, jamun, atau Java plum (Inggris). Sedangkan dalam bahasa latin (ilmiah) dikenal sebagai Syzygium cumini.

Dahulu buah ini sangat populer, bentuknya yang mirip anggur dan bisa membuat lidah berwarna ungu membuat anak-anak senang. Buah yang dipercayai sebagai obat Diabetes Militus kini banyak dicari seiring banyaknya penderita penyakit tersebut. Potensi lain buah Juwet adalah sebagai sumber antioksidan dari kandungan betakaroten, antosianin dan betalanin dari warna-warna yang dimilikinya. Buah potensial sebagai obat dan pewarna alami, sekarang sangat susah mendapatkannya, karena tidak mampu bersaing dipasaran.

Menurut situs iptek.net.id, daging buah jamblang (Syzygium cumini) yang rasanya asam manis berkhasiat melumas organ paru, menghentikan batuk, peluruh kencing (diuretik), peluruh kentut (karminatif), memperbaiki gangguan pencernaan, merangsang keluarnya air liur, dan menurunkan kadar glukosa darah (hipoglikemik). Kulit kayu Jamblang (Juwet) berkhasiat untuk peluruh haid. Hasil penelitian menunjukkan biji, daun, dan kulit kayu jamblang mempunyai khasiat menurunkan kadar glukosa darah (efek hipoglikemik) pada penderita diabetes melitus tipe II.


2. KESEMEK (Diospyros kaki L.)


Kesemek selain dikenal sebagai buah kaki juga disebut sebagai Semek, Buah Samak, dan Tasmak (Bahasa Banjar). Sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Oriental persimmon. Dan nama ilmiah tumbuhan ini adalah Diospyros kaki Thunb. yang mempunyai beberapa nama sinonim diantaranya: Diospyros amara Perrier, Diospyros argyi H.Lév., Diospyros bertii André, Diospyros costata Carrière, Diospyros kaempferi Naudin, Diospyros mazelii E.Morren, dan Diospyros sinensis Naudin.

Buah kesemek (Diospyros kaki) dapat dimakan langsung dalam keadaan segar setelah direndam (diperam) dengan air kapur, untuk menghilangkan rasa sepat dan getahnya. Biasanya. Buah juga dapat dikeringkan atau diolah menjadi selai, agar-agar, es krim dan lain-lain.
Buah kesemek segar mengandung 19,6 % karbohidrat, terutama fruktosa dan glukosa, 0,7% protein, vitamin A, kalium, zat tanin, kalsium, fosfor, retinol, dan senyawa anti oksidan. Zat tanin (dinamai tanin-kaki) terkandung dalam buah kesemek yang muda sehingga menimbulkan rasa sepat. Zat tanin ini akan berkurang seiring dengan masaknya buah.
Zat tanin-kaki ini dimanfaatkan untuk mengawetkan berbagai kerajinan tangan, membantu produksi arak-beras di Jepang, serta bahan pengobatan penyakit hipertensi. Sedangkan zat-zat lain yang terkandung dalam buah kesemek dipercaya mampu menjadi obat berbagai penyakit seperti asma, batuk, dan sakit perut.
Di Indonesia tumbuhan Kesemek sempat banyak dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai tanaman buah. Namun seiring dengan masuknya berbagai jenis buah-buahan, popularitas Kesemek semakin pudar. Saat ini buah kesemek telah menjadi salah satu buah yang sulit ditemukan dan langka di Indonesia

3.  MUNDU (Garcinia dulcis L.)

Mundu di Jawa disebut juga rata, baros atau klendeng dalam bahasa Sunda dikenal sebagai jawura atau golodogpanto. Dalam bahasa Inggris dikenal juga dengan sebutan yang sama, mundu atau moendoe. Di Filipina disebut sebagai biniti atau bagalot, sedangkan di Thailand dikenal sebagai maphut. Dalam bahasa latin (ilmiah), mundu disebut Garcinia dulcis yang bersinonim dengan Garcinia longifolia, dan Xanthochymus javanensis.

Buah mundu dapat dimakan langsung dan diolah menjadi selai bahkan sebagai campuran jamu tradisional untuk obat pencahar dan gangguan empedu. Sedangkan kayu dan kulitnya, dahulu sering dipakai sebagai campuran pembuat warna hijau alami.
Yang perlu diperhatikan ketika memakan buah mundu secara langsung adalah getahnya. Buah yang banyak mengandung vitamin C ini memiliki getah yang kuat yang dapat membuat iritasi ringan di bibir bagi yang tidak terbiasa. Karena itu, jika hendak memakannya lebih baik mengupas dan mencucinya terlebih dahulu sehingga getah buah langka ini hilang dulu.

 4. GENITU (Chrysophyllum cainito L)

Buah kenitu ini ada yang menyebutnya sebagai Genithu, Manecu,(bahasa daerah), dan nama ini di kenal dengan nama "kanitu " dan merupakan salah satu buah yang ditemukan hampir di setiap daerah jawa timur. Namun seiring dengan masuknya berbagai jenis buah-buahan, popularitas Genitu semakin pudar.

Buah Genitu mengandung banyak gizi dan nutrisi yang sangat baik untuk kesehatan tubuh manusia. Tak banyak yang tahu dan menyadari bahwa mengkonsumsi buah kenitu secara rutin setiap hari dapat membuat tubuh menjadi sehat dan bebas dari risiko penyakit- penyakit berahaya. Buah kenitu mengandung antioksidan yang cukup tinggi yang ampuh melawan radikal bebas dalam tubuh, selain itu buah kenitu juga mengandung vitamin C, vitamin E, asam fenol, polifenol, flavonoid, dan beta karoten. Sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi buah ini secara rutin karena efktif mencegah dan mengobati penyakit berbahaya seperti mengontrol gula darah sehingga mengatasi penyakit diabetes, meredakan peradangan pada otot, tulang, dan sendi karena penyakit rematik, serta menjaga daya tahan tubuh.


 KESIMPULAN

Buah-buahan yang saya sebutkan di atas saat ini sudah tergolong buah langka, jarang ada yang menjual buah ini. Batang pohonnya pun mungkin sudah langka pula dan mungkin banyak ditebang karena buahnya tidak bernilai ekomomis tinggi, kalah bersaing dengan buah impor yang banyak membanjiri pasar. Buah-buah lokal saat ini makin terjepit oleh kehadiran buah impor yang datangnya begitu deras dari luar. Buah lokal yang bertahan hingga saat ini paling-paling hanya mangga, nanas, sawo, kedondong, bangkuang, jeruk, salak, dan belimbing. Selebihnya anak-anak kita lebih mengenal buah apel, pir, anggur, lengkeng, kiwi, strawberi, blueberry, dan aneka buah impor lainnya.

Buah-buahan lokal bagaimanapun, apalagi yang sudah langka, seharusnya mendapat perhatian dari Pemerintah untuk terus dilestarikan. Bagi saya, buah-buahan itu tidak hanya sekadar untuk dimakan, tetapi ada kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Dengan memakan buah lokal itu, kita mengingat jerih payah petani yang merawat tanaman itu dari kecil hingga berbuah. Ada filosofi yang begitu dalam bila kita melihat jauh ke belakang puluhan tahun silam. Pohon-pohon buah itu mungkin sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun, ditanam oleh kakek moyang mereka dan diteruskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Pohon-pohon itu dirawat dan dicintai karena dari tanaman itulah petani mendapat penghasilan. Ketika waktu kalah berpacu dengan uang, pohon-pohon itu mungkin harus mengalah: ditebang karena tawaran yang lebih menggiurkan dari bisnis tanah yang terus mencari mangsa hingga ke kampung-kampung. Buah-buah langka itu mungkin suatu hari tidak akan terhidang lagi di meja makan kita, tinggal menjadi sejarah saja.

Dari berbagai sumber.

Tuesday 12 February 2013

Tingkatkan Gabah, dgn Pupuk Daun Organik. Caranya ?...

Cara membuat pupuk daun sederhana organik yang efektif :
  • 5 liter air
  • 1 liter air kelapa
  • 2 butir telur ayam
  • 100 ml tetes tebu bisa digantikan 3 sendok gula pasir 
  • 50 cc EM4 bisa digantikan 50 cc air selokan sbg pengurai   
Cara membuat:
  1. Campurkan semua bahan, tunggu sampai 2 minggu sampai proses penguraian tlh selesai dalam wadah. wadah tertutup rapat proses bisa lebih cepat.
  2. Dosis: 200 - 400ml per tangki semprot 14 liter dengan penambahan alkohol 50 ml untuk resep di atas.
Hasil:
  • Telah diujicoba selama bertahun-tahun di beberapa wilayah bisa meningkatkan hasil gabah 15-20%, panen daun bendera masih hijau.
Catatan: 
  • Penyemprotan bisa dilakukan tiap 15 hari atau kurang, lebih sering tambah baik.
  • Kontra indikasi: penggunaan tidak direkomendasikan pada padi yang sedang terserang xantomonas dan blast, ditunggu sampai sembuh.
Sumber : Pojok Penyuluh Pertanian

Monday 19 November 2012

One Day No Rice...Apa itu?

One Day No Rice, berawal dari suatu gagasan Walikota Depok, Nur Mahmudi untuk menuju ketahanan pangan yang lebih baik dan penerapan hidup sehat bagi masyarakat...Substansinya bahwa gagasan ini mengajak orang untuk mengurangi konsumsi nasi, dan digantikan dengan pangan lain........

Menurutnya, kebijakan tersebut bukan bertujuan melarang masyarakat untuk mengonsumsi nasi. Namun, lebih kepada penerapan pola hidup sehat. Nur Mahmudi yakin gerakan satu hari tanpa nasi tersebut telah sesuai dengan peraturan pemerintah soal diversifikasi pangan berbasis komoditas lokal. Jadi, daerah-daerah yang makanan pokoknya masih beras, dapat diganti dengan karbohidrat lainnya, seperti ubi, singkong, jagung dan lainnya....

Hal ini senada dengan pendapat Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Achmad Suryana mengatakan, program "One Day No Rice" dimaksudkan untuk mengurangi tingkat ketergantungan pada nasi atau beras sebagai pangan pokok masyarakat.....Menurut Achmad Suryana, selama ini, pemerintah telah berusaha keras mengubah pola konsumsi pangan masyarakat dengan tujuan untuk mengubah pola pikir atau "mindset" masyarakat ke arah pola makan yang beragam, bergizi seimbang, aman dan halal serta menurunkan rata- rata konsumsi beras/ kapita sebesar 1,5 persen/tahun....

Gerakan diversifikasi pangan ini diharapkan dapat mengurangi kebutuhan beras nasional secara signifikan. Paradigma masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa belum makan kalau belum makan nasi harus diubah. Oleh karena itu, butuh upaya secara terus menerus untuk mencari aneka pangan lainnya dari bahan umbi-umbian, labu/waluh, kacang-kacangan dan sebagainya...






Saturday 17 November 2012

Kiat Tanam Cabai, Hasil Banyak & Bebas Penyakit...

Cara membudidayakan cabai agar hasilnya banyak dan terhindar dari penyakit....Tipsnya sebagai berikut :

  1. Gunakan benih cabai yang cocok dengan lokasi setempat.
  2. Semaikan benih di media campuran 1 bagian pupuk kandang matang 2 bagian tanah subsoil ( tanah bagian bawah yang mempunyai sedikit kandungan organik).
  3. Untuk mematikan cendawan patogen yang mungkin terbawa dalam benih, rendam dalam air bersuhu 50 derajat celcius sampai dingin.
  4. Selang 1 jam tiriskan benih.
  5. Lahan persemaian sebaiknya diberi naungan agar terlindung dari terik matahari dan guyuran hujan.
  6. Lakukan pengolahan tanah dengan mencangkul sedalam 30-35 cm dan membalik 2-3 kali sebelum menanam. tujuannya agar mikroba patogen tanah terbunuh oleh sinar matahari.


Saturday 18 December 2010

Ternyata Jengkol.....Bisa Jadi Penghalau Tikus

Hama tikus dapat menyebabkan kegagalan panen padi hampir 100%. Menurut Chevi Budi dari Kelompok Agro Bisnisplus Subang (ABS) Indonesia memakai Jengkol untuk menghalau tikus.

Menurut Chevi, tips cara penggunaan Jengkol untuk menghalau tikus yaitu :
  1. Buah Jengkol matang ditebar di beberapa titik dekat tanaman atau di depan lubang sarang tikus
  2. Atau, buat ekstrak dari 1 kg buah Jengkol yang direndam dalam 2 liter air selama 2 hari
  3. Semprotkan ekstrak itu ke areal sawah
  4. Bau tajam jengkol membuat tikus enggan memasuki areal sawah selama 2-4 minggu

Teknik Cangkok Tanpa Media. Apa bisa?......

Teknik ini berawal dari ketidaksengajaan Marlyn Deisy Indy, Penangkar Buah di Banyuwangi melihat cabang sawo yang hampir 2/3 bagian batangnya patah. Perkiraan 2-3 hari, cabang sawo akan mati. Tetapi ternyata, beberapa pekan di bekas patahan itu muncul pembengkakan sel.
Sel yang menggembung itu, lama-kelamaan memanjang membentuk akar. Padahal sama sekali tidak ditambahkan media atau zat perangsang pada bekas patahan tersebut. Akhirnya dari pengalaman itu, Mei panggilan akrabnya menyimpulkan bahwa akar pada cabang, sukses cangkok tanpa media.


Berikut mengenai tahapan Teknik Cangkok Tanpa Media yaitu :
  1. Buat sayatan miring dari bawah ke atas sepanjang 1-2 cm pada cabang yang akan dicangkok. Penyayatan dilakukan dengan pisau tajam dan steril sedalam 2/3 penampang.
  2. Siapkan campuran hormon giberilin GA3,GA7 dan GA12 serta asam traumalin.
  3. Oleskan campuran hormon itu pada lembaran plastik.
  4. Selipkan plastik itu kedalam bekas sayatan.
  5. Sungkup atau tutup bekas sayatan itu dengan kantung plastik bening untuk menjaga kelembapan.
  6. Selang dua pekan, tonjolan calon akar akan muncul di bekas sayatan.
  7. Setelah akar agak panjang, buka sungkup dan bungkus dengan kantung plastik berisi moss.
  8. Satu sampai dua bulan kemudian cangkokan bisa dipotong dan ditanam di tanah atau polibag